Pagi kembali datang, bel sekolah Giza
sudah berbunyi. Tapi, guru yang mengajar di kelas Giza belum datang. Jadinya
murid-murid
ngerumpi dulu.
“Hai
Giza..” Tiba-tiba Sevia si anak centil di kelas itu menghampiri Giza.
“Giz,
boleh pinjem buku tugas IPA kamu nggak?” Pinta Sevia.
“Emmm..
kayaknya nggak boleh deh.” Jawab Giza.
“Kenapa
nggak boleh?” Tanya Sevia.
“Ya
nggak boleh aja.” Jawab Giza enteng.
“Yah
Giza. Kamu kan baik, masa nggak mau minjemin aku.” Rayu Sevia.
Tak
lama kemudian teman-teman Giza mendatangi bangku Giza.
“Hai
Za.. Eh ada miss centil nih, tumben ngapelin Giza.” Sindir Deka.
“Bukan
tumben kalee, tiap hari juga ngapelin. Paling cua mau pinjem buku doang.” Tambah Chika.
“Kenapa
sih, ikut-ikutan aja. Orang aku bicaranya sama Giza, kok kalian nyerobot aja
kayak bajaj.” Sevia mulai marah.
“Ihh..
miss centil marah trus mukanya merah kayak monyet pantat merah.” Sindir Deka.
“Deka,
kok kamu gitu sih, Sevia kamu marah ya, jangan dimasukkin ke hati ya. Sana
pergi! Awas kalau kamu kesini lagi, aku pitak kamu!” Bentak Tita.
“Eh, ternyata adik kita bisa marah juga ya?
Wah, wah, wah.. hebat ya?.” Puji Chika pada Tita.
“Ah..biasa
aja kalee. Enggak usah dilebih-lebihkan. He..he..he..” Jawab Tita.
“Eh..eh
Bu Nira dateng, Bu Nira dateng.” Odi berteriak-teriak.
Otomatis
semua murid segera kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Namun pagi itu
Bu Nira tidak datang sendiri. Beliau datang dengan seorang anak laki-laki.
Langsung saja Bu Nira memperkenalkannya.
“Selamat
pagi anak-anak. Pagi ini kalian mendapat teman baru. Dia ini pindahan dari
Surabaya. Namanya...
“Maaf
bu, kalau boleh biarkan dia saja sendiri bu yang menjelaskan siapa seungguhnya
cowok ganteng di depan saya ini.” Sela Sevia yang memang duduk di bangku paling
depan yang sebangku dengan Mira yang super centil.
“Baiklah
Sevia. Silahkan perkenalkan diri kamu.” Jawab Bu Nira sedikit kesal.
“Pagi
semua. Namaku Reza Fizkara. Tapi aku bisa dipanggil Kara. Aku baru pindah dari
Surabaya. Kalau kalian terserah mau panggil apa, yang jela mohon bantuanyya
ya?” Jelas Kara.
“Nah,
sekarang semua sudah tahu kan. Kara, sekarang kamu boleh duduk disamping
Rangga. Rangga mohon dibatu ya?” Pinta Bu Nira.
Karapun
langsung beranjak menuju angku disamping Rangga yang memang saat itu dia sedang
duduk sendiri. Karena Raka teman sebangkunya berhalangan masuk. Akhirnya
Karapun duduk disitu, dibelakang bangkunya Giza dan Tita.
“Kara.”
Ucap Karasambil mengulurkan tangannya ke Rangga.
“Rangga.”
Jawab Rangga sambil membalas uluran tangan Kara.
...☺...☆...♡...☺...☆...♡...☺
Bel
istirahat berbunyi, semua anak-anak keluar kelas untuk jajan ke
kantin. Kecuali Giza dan Kara yang masih ada di kelas. Giza beranjak dari
kursinya bermaksud untuk menghapus papan tulis dan tak sengaja melihat Kara.
“Kamu
nggak jajan?” Tanya Giza.
“Enggak.
Aku kan belum punya temen dan aku juga belum tahu dimana kantinnya. Kamu
sendiri enggak jajan?” Balas Kara.
“Ya...
kalau aku sih sudah biasa nggak jajan. Soalnya, udah terbiasa aja.” Jawab Giza
sambil terus menghapus papan tulis.
“Eh,
kamu Giza kan, cewek paling pinter diseluruh kelas 12. Tadi Rangga ngasih tahu
aku semua tentang kamu. Ya, meskipun enggak terlalu banyak sih.” Jelas Kara.
“Iya
aku Giza. Tapi aku enggak terlalu pinter kok, aku anaknya biasa aja.” Kata
Giza.
“Jangan
mrendah gitu. Aku tahu kok kalau kamu beneran pinter.” Puji Kara.
“Ah,
biasa saja. Tapi makasih ya atas pujiannya.” Balas Giza.
“Ya
sama-sama.”
Kata Kara.
“Ngomong-ngomong
tadi kamu bilang kamu pindahan dari Surabay kan, nenek aku rumahnya disitu juga
lo, kapan-kapan
kita kesana bareng yuk.” Ajak Giza yang sudah selesai menghapus papan tulis dan
mencoba menghampiri Kara.
“Kalau
soal itu gampang dech. Eh kamu mau nggak nemenin aku keluar buat lihat-lihat
sekolah ini. Aku kan belum tahu tempat-tempat di sekolah ini. Cuma ke perpustakaan
kok. Ya.. please..” Pinta Kara.
“Kenapa
tadi nggak minta ditemenin Rangga?” Tanya Giza.
“Dari
feeling aku, dia itu orangnya cerewet tapi kadang-kadang juga pendiam. Jadinya
aku sungkan buat inta tolong ke dia. Dan berhubung sekarang ada kamu, ya kamu
aja yang aku mintai tolong. Mau kan?” Jelas Kara.
“Kok
kamu tahu sih, kalau Rangga itu memang benar-benar cerewet tapi juga pendiam.
Soalnya aku udah temenan sama dia sejak masih SMP. Emang kamu peramal ya? Kok
bisa tahu sih?” Tanya Giza.
“Enggak
sih, kan Cuma feeling aja. Jadi gimana, mau nggak?” Tanya Kara.
“Berhubung
kamu minta, ya udah yuk.” Jawab Giza.
Akhirnya
Giza mau menemani Kara melihat-lihat sekolah termasuk ke perpustakaan. Namun,
Giza dan Kara tidak tahu kalau dari tadi mereka diawasi Rangga. Sebenarnya
Rangga sangat mencintai dan menyayangi Giza sejak dulu. Tapi Giza nggak tahu
tentang perasaan Rangga yang sebenarnya dan Rangga sendiri masih takut untuk
mengungkapkan perasaannya itu. Dia tidak mau membuat Giza membencinya. Dia
masih ingat kata-kata Giza kemarin. Saat itu, betapa cemburunya Rangga melihat
Giza dekat dengan Kara.
...☺...☆...♡...☺...☆...♡...☺
Saat
pulang sekolah Giza tetap seperti biasa menunggu jemputannya di depan sekolah.
Tiba-tiba Rangga datang menghampirinya dengan motor dan bermaksud untuk
mengantar Giza pulang.
“Hai
giz.. aku antar pulang yuk !” Ajak Rangga.
“Emmm..
sorry banget Ngga, aku nggak bisa pulang bareng kamu. Aku udah ada yang jemput.
Kalau kamu nganter aku, takutnya aku ganggu kegiatan kamu. Kamu kan cowok super
sibuk.” Jawab Giza.
“Ya
enggak lah Giz, ngapain juga kamu ganggu aku. Aku malah seneng bisa nganter
kamu pulang. Sekalian biar aku bisa lebih......
Belum
sempat Rangga menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba mobil jemputan Giza sudah
datang. Otomatis Giza langsung naik ke mobil dan meninggalkan Rangga.
“Sorry
Ngga, aku duluan. And makasih ya atas tawarannya. Daaa..” Kata Giza.
“Iya
Giz. Hati-hati di jalan yaa.” Gumam Rangga dalam hati.
Tak
lama kemudian Giza sudah sampai di rumahnya. Sesampainya di rumah, Giza sudah
langsung disambut oleh kakaknya yang super cerewet. Yang tak lain dan tak bukan
adalah kak Vera.
“Selamat
siang adikku Giza. Gimana sekolahnya? Bad day or good day nih? Ceritain dong!
Nanti kalau kamu mau cerita kakak kasih jajan deh. Ayolah Giz, cerita ma kakak,
jangan diem gitu kenapa. Tiap hari pulang sekolah mukanya itu-itu aja. Ganti
muka kenapa?” Tanya kak Vera.
“Wahai
kakakku yang paaaaaaaaaaaaaling Giza sayangi, makasih ya kak atas kepedulian
kakak. Tapi maaf kak, tawaran kakak Giza tolak. Giza udah capek dan mau tidur
dulu. Satu lagi, jangan ganggu Giza istirahat.” Jawab Giza.
“Iya
iya adikku. Kakak nggak akan ganggu kamu deh. Tenang aja.” Kata kak Vera.
“Ya
baguslah kalau gitu.” Jawab Giza.
Belum
sempat Giza membuka pintu kamarnya, Mbok Inem pembantu di rumahnya sudah
memanggil Giza untuk makan siang.
“Mbak
Giza, mbak Giza, makan siang dulu mbak. Sudah saya siapkan dari tadi lo mbak.”
Teriak mbok Inem.
“Iya
mbok, nanti aja Giza makannya. Giza udah
capek mbok, mau tidur dulu.” Jawab Giza.
“Jangan
gitu mbak, mbak Giza mesti makan sekarang. Kalau mbak telat makan, mbak bakalan sakit lo. Terus kalau udah
seperti itu, siapa yang bakal susah. Semua bakal susah mbak.” Teriak mbok Inem
lagi.
“Iya
mbok, Giza ngerti. Giza janji deh, kalau Giza ntar udah bangun Giza langsung
makan siang. Kalau sekarang Giza udah ngantuk banget mbok, mau tidur dulu.”
Kata Giza.
“Ya
sudah kalau gitu mbak, kalau mbak ntar sudah bangun langsung makan siang ya.”
Kata mbok Inem.
“Iya
mbok.” Jawab Giza.
“Beneran
ya mbak.” Tanya mbok Inem lagi.
“Iya
iya mboookk.” Jawab Giza.
Akhirnya
Giza bisa masuk ke kamarnya. Dia segera mengganti pakaiannya dan meletakkan
tasnya. Kemudian dia segera merebahkan badannya dikasur dan mulai memejamkan
matanya. Tak lama kemudian Giza dikagetkan dengan hpnya yang berbunyi.
“Aduh,
siapa sih jam segini ngirim SMS.” Keluh Giza sambil membuka SMS.
Giz,
makasih yaa tas bantuan x d scul td..
- KARA –
“Ooww, si murid
baru toh!.” Gumam Giza.
Sama2
ra. Aq jg sneng koq sa bntu qm.
Begitu balas Giza.
Giiiiz, qmu sbuk ya? Tanya Kara dalam SMS.
Ya ni. Cry ya. Aq dh mw tdr. Ngntk bget. Balas Giza.
Ya sdh clu gt. Balas Kara lagi.
OK. Balas Giza.
Mt istirhat ya.. J Ucap Kara
dalam SMS.
Ya. Balas Giza.
Akhirnya,
Giza pun bisa tidur dengan tenang siang itu. Beberapa jam berlalu. Gizapun
terbangun dari tidurnya dan segera mencuci mukanya. Segera dia menuju meja
makan untuk makan siang sesuai janjinya tadi.
“Udah
bangun ya Giz, ngimpi apa kamu jam segini udah bangun?” Tanya kak Vera.
“Aku
tadi ngimpiin kakak lagi dikejar-kejar gorila.” Jawab Giza.
“Apa?
Gorila? Gorila atau cowok-cowok keren di luar sana?” Tanya kak Vera lagi.
“Ya
mungkin cowok-cowok kern diluar sana yang nyamar jadi gorila.” Jawab Giza.
“Ya
kalau emang gitu faktanya nggak apa-apa kok Giz, yang penting aslinya cowok
keren.” Jelas kak Vera.
“Terserah
kakak” Ucap Giza.
“Ya
udah Giz, kakak mau keluar dulu sama temen-temen kakak. Kamu mau ikut?” Tawar
kak Vera.
“Ogah.
Masih sibuk makan.” Jawab Giza.
“Ya
udah. Daaaa...” Kata kak Vera.
Akhirnya
kak Verapun pergi dan Giza tetap sibuk menghabiskan makan siangnya.
...☺...☆...♡...☺...☆...♡...☺